Tuesday, May 31, 2005

KeRuNSiNgaN?

Sedih
Satu perasaan yang tak tahu mana munculnya
Tak tahu apa sebabnya
Seingat kita tiada stimulasi atau aura
Terus datang tanpa disuruh
Bertandang terus dalam hati ini
Lagi hebat kalau bermastautin dalam diri
Habis ranap fungsi otak yang beribu
Kawalan diri dah terhapus
Waktu itu muncullah satu lagi perasaan
Marah namanya

Mulalah tangan mengangkat amanat
Menunding kepada siapa pun kita tak tahu
Atas alasan apa memang kita tak hirau
Yang kita tahu,marah perlu dikeluarkan
Semua disekelilng diherdik
Amukan berlaku tanpa batas

Bila reda
Baru sedar
Istighfar lancar dibibir
Barulah akal dapat menakluki semula nafsu
Waktu itu
Entah apa yang dah berlaku
Kita pun tak tahu
Mungkin sudah menguris hati sesiapa
Apa pun terjadi
Kita sudah tersilap langkah
Nak buat apa lagi...

Sesalan pula mengongkong jiwa
Serba salah membelungi
Terus diatur langkah semula
Membetulkan apa yang salah
Bila semua sudah selesai
Senyuman dibibir mengulum
Kita jadi riang
Tapi jangan lupa
Nanti dia datang lagi

"KETENANGAN & KEBAHAGIAAN UMPAMA HEMBUSAN DARI LANGIT, DITURUNKAN KE LUBUK HATI ORG2 BERIMAN, MEREKA AKAN TETAP BERHATI TEGUH DI KALA ORG MENGALAMI KEGONCANGAN, MEREKA TETAP YAKIN DI KALA ORG PENUH KERAGUAN, MEREKA TETAP SABAR KETIKA ORANG BERKELUH-KESAH DAN MEREKA TETAP BERLAPANG DADA DI KALA ORANG SEDANG RUNSING"

Thursday, May 19, 2005

SaBaR...

BERSABARLAH by Warisan

Bersabarlah
Dan bertawakal lah
Dalam kehidupan ini
Sesuatu yang terjadi itu
Tentu ada hikmahnya

Perderitaan yang engkau alami
Hanyalah suatu dugaan
Dan janganlah kau bersedih hati
Tuhan Maha Penyayang

Diriku memahami
Derita yang kau rasakan
Diriku menyayangi dirimu

Linangan airmatamu
Hanya Tuhan yang tahu
Pedih yang kau sanjungi tak tertahan

Sabarlah wahai insan
Yang sedang menderita
Janganlah putus asa

Kasih yang kau harapkan
Menanti di hadapan
Bahagia yang kau rindu
Terbuka di akhirat

Kuhulurkan tangan ini
Sebagai tanda kasih
Semoga kau memahami
Niatku suci murni

Monday, May 09, 2005

M.Nasir & Ebiet G.Ade ----Tsunami membawa amaran

BERITA KEPADA KAWAN by Ebiet G.Ade (1995)

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering berbatuan

Tubuhku tergoncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menambah kering rerumputan
Perjalanan ini seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan cuba dengar apa jawabnya
Ketika ia ku tanya mengapa
Bapa ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggallah aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa- dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Cuba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Soalan tak terucap - by Firdaus

Andai aku tersadai di pulau sepi sendirian,
Terkapai merangkak menghirup sisa kehidupan,
Setiakah engkau menanti kepulanganku yang tak pasti?
Sudikah engkau menghadap Kaa'bah sambil mencium bumi?
Meninggalkan hiruk-pikuk panggilan pekan duniawi?
Menangis berdoa agarku selamat dan masih bernadi?
Dan bagaikan ibunya Ismail (a.s), terlari-lari bersai,
Mencari sebahagian dirimu di dalam hatiku ini,
Melaksana sumpah setia yang termaktub bersama,
Bukan bulan bintang sahaja yang menjadi saksi,
Bahkan Allah (s.w.t), ibu-bapa, saudara-mara juga Tok Kadi

Bila tiba masanya untuk engkau berdiri berdikari,
Mampukah Srikandimu menyerlahkan sinaran?
Menyuluh pancar keberanian di lubang kegelitaan?
Merangkul cita-cita di hadapan panah cabaran,
Di padang pasir, sanggupkah engkau menanam benih harapan ?
Berbaja kesabaran, doa-doa dan segelumit keyakinan
______________________________________________

Renunglah mataku, wahai isteri,
Genggam erat tanganku, ya habibie,
Bolehkah api cinta kita tetap menyala, tiada dimamah usia ?
Tetap percaya kasih sejati luas semesta, tiada penghujungnya ?

Sayang, antara pergi dan pulangku,
Jagalah diri, maruah dan martabatmu,
Dan juga cahaya mata kita bersama,
Jika sayang berkelapangan masa,
Jenguk-jenguklah ke luar jendela,"Mana kekasihku belum kunjung tiba.."
Bagai Nabi Adam (a.s) dan Siti Hawa,
Di jabal Rahmah bertemu akhirnya,
Sambutlah kepulangan suami tercinta,
Dengan dakapan mesra di pintu syurga